Cara mengetik huruf jawa di SMP 1 Gebog

Terima kasih telah menggunakan buku.smp1gebog.sch.id/jawa/nulis_Jawa.php. Halaman tersebut dibuat dengan bertujuan untuk memudahkan penulisan Aksara Jawa. Sekarang ini penutur bahasa Jawa hampir tidak lagi menulis (atau mengetik) dalam Aksara Jawa, karena sistem penulisannya telah digantikan Alfabet Latin.

Tata letak kibor Aksara Jawa yang ada di dunia komputer saat ini, memerlukan penggunanya untuk menghafalkan letak dan kombinasi untuk mengetik karakter-karakternya (semisal di tata letak kibor Aksara Jawa dengan font Hanacaraka), karena jumlah Aksara Jawa lebih banyak dari 26 huruf Latin.

Halaman ini bertujuan untuk menyederhanakan proses pengetikan, dan pengguna tidak perlu menghafal banyak karakter, tinggal mengetik secara alamiah, seperti mengetik huruf Latin. Anda hanya perlu mengingat minimal, untuk mengetik huruf 'e' (taling)() dikeyboard tinggal diketiki huruf 'e`'.

Bagaimana cara kerjanya?

Secara sederhana, jika Anda ingin menulis kata "aku", misalnya, cukup mengetik "a"-"k"-"u", dan akan otomatis memunculkan ꦲꦏꦸ. A nda tidak perlu mengingat tombol-tombol mana yang memunculkan ꦲ, ꦏ‌, atau ꦸ. Cara ini bekerja hampir 95% untuk semua ketikan Anda. Anda juga bisa mengetik selain dalam bahasa Jawa, misalnya dalam bahasa Indonesia, misalnya "rumah", tinggal mengetik "r-u-m-a-h" untuk menghasilkan ꦫꦸꦩꦃ, atau bahasa Inggris, misalnya "far", tinggal mengetik "f-a-r" untuk menghasilkan ꦥ꦳ꦂ.

Tapi... Anda masih perlu mengerti bagaimana cara kerja Aksara Jawa untuk mendapat hasil yang benar. Aksara Jawa merupakan sistem penulisan berdasarkan bunyi. Artinya, Anda menulis apa yang Anda dengar, bukan apa yang tertulis dalam alfabet Latin. Jika saya ingin menulis nama saya, "Benny", bunyinya adalah "/be-ni/" atau "/ben-ni/". Dua-duanya benar, tapi saya lebih memilih yang kedua, jadi saya mengetiknya "b-e-n-n-i" untuk menghasilkan ꦧꦺꦟꦶ. Programnya tidak cukup pintar untuk mengerti "bunyi", sehingga apabila saya menulis "b-e-n-n-y", akan mengasilkan hasil yang salah.

Bagaimana dengan spasi? Aksara Jawa merupakan aksara scriptio continua, alias kata-katanya tidak dipisahkan spasi. Bahkan, jika Anda menambahkan spasi setelah setiap kata, maka hasilnya akan terlihat jelek, karena menggunakan banyak "pangkon", sehingga "pasangan" tidak terbentuk. Oleh karena itu, tombol spasi di kibor ini kebanyakan tidak digunakan. Jika Anda memencetnya, tidak akan memunculkan apa-apa. Bagaimana jika Anda ingin "memaksakan" spasi? Ada dua alternatif: spasi biasa, ketik Ctrl+Spasi, spasi lebar-nol (spasi tak terlihat), ketik ` (di sebelah kiri angka 1 di kibor fisik Anda).

Dengan cara ini, saya percaya mengetik Aksara Jawa menggunakan Nulisa Aksara Jawa merupakan cara termudah untuk mengetik Aksara Jawa!

Contoh input dan tes mengetik Daftar isi: Selamat datang! | Pintasan kibor Nulisa Aksara Jawa | Contoh input dan tes mengetik | Catatan pemakaian | Pengembangan | Riwayat Berikut ini addalah beberapa teks sampel dan cara mengetiknya. Jika Anda mencobanya dan ada ketidaksesuaian, silakan hubungi saya. Jika Anda punya contoh lain yang menarik, silakan hubungi saya juga, dan akan saya tambahkan ke sini. Mayoritas contohnya adalah dalam bahasa Jawa modern, tapi saya juga memasukkan beberapa contoh dalam bahasa Jawa kuno, yang secara teori juga dapat diketik secara fonetis menggunakan kibor ini. Latin jer basuki mawa béa Aksara ꦗꦼꦂꦧꦱꦸꦏꦶꦩꦮꦧꦺꦪ Karakter ꦗ+ꦼ+ꦂ+ꦧ+ꦱ+ꦸ+ꦏ+ꦶ+ꦩ+ꦮ+ꦧ+ꦺ+ꦪ Input [j] [x] [r] [ba] [s] [u] [k] [i] [ma] [wa] [b] [e] [a] Latin lambé biru kecu Aksara ꦭꦩ꧀ꦧꦺꦧꦶꦫꦸꦏꦼꦕꦸ Karakter ꦭ+ꦩ+꧀+ꦧ+ꦺ+ꦧ+ꦶ+ꦫ+ꦸ+ꦏ+ꦼ+ꦕ+ꦸ Input [la] [m] [b] [e] [b] [i] [r] [u] [k] [x] [c] [u] Latin flamboyan wungu Aksara ꦥ꦳꧀ꦭꦩ꧀ꦧꦺꦴꦪꦤ꧀ꦮꦸꦔꦸ Karakter ꦥ+꦳+꧀+ꦭ+ꦩ+꧀+ꦧ+ꦺ+ꦴ+ꦪ+ꦤ+꧀+ꦮ+ꦸ+ꦔ+ꦸ Input [f] [la] [m] [b] [o] [ya] [n] [w] [u] [ng] [u] Latin mangan krupuk lan klepon Aksara ꦩꦔꦤ꧀ꦏꦿꦸꦥꦸꦏ꧀ꦭꦤ꧀‌ꦏ꧀ꦊꦥꦺꦴꦤ꧀ Karakter ꦩ+ꦔ+ꦤ+꧀+ꦏ+ꦿ+ꦸ+ꦥ+ꦸ+ꦏ+꧀+ꦭ+ꦤ+꧀+‌+ꦏ+꧀+ꦊ+ꦥ+ꦺ+ꦴ+ꦤ+꧀ Input [ma] [nga] [n] [k] [r] [u] [p] [u] [k] [la] [n] [k] [l] [x] [p] [o] [n] Latin cumplung kecemplung jumbleng Aksara ꦕꦸꦩ꧀‌ꦥ꧀ꦭꦸꦁꦏꦼꦕꦼꦩ꧀‌ꦥ꧀ꦭꦸꦁꦗꦸꦩ꧀‌ꦧ꧀ꦊꦁ Karakter ꦕ+ꦸ+ꦩ+꧀+‌+ꦥ+꧀+ꦭ+ꦸ+ꦁ+ꦏ+ꦼ+ꦕ+ꦼ+ꦩ+꧀+‌+ꦥ+꧀+ꦭ+ꦸ+ꦁ+ꦗ+ꦸ+ꦩ+꧀+‌+ꦧ+꧀+ꦊ+ꦁ Input [c] [u] [m] [p] [l] [u] [ng] [k] [x] [c] [x] [m] [p] [l] [u] [ng] [j] [u] [m] [b] [l] [x] [ng] Latin konferènsi Asia Afrika Aksara ꦏꦺꦴꦤ꧀ꦥ꦳ꦼꦫꦺꦤ꧀ꦱꦶꦪꦱꦶꦪꦃꦄꦥ꦳ꦿꦶꦏꦃ Karakter ꦏ+ꦺ+ꦴ+ꦤ+꧀+ꦥ+꦳+ꦼ+ꦫ+ꦺ+ꦤ+꧀+ꦱ+ꦶ+ꦪ+ꦱ+ꦶ+ꦪ+ꦃ+ꦄ+ꦥ+꦳+ꦿ+ꦶ+ꦏ+ꦃ Input [k] [o] [n] [f] [x] [r] [e] [n] [s] [i] [A] [s] [i] [a] [h] [A] [f] [r] [i] [ka] [h] Latin Sumantri liwat kreteg Aksara ꦱꦸꦩꦤ꧀ꦠꦿꦶꦭꦶꦮꦠ꧀ꦏꦽꦠꦼꦒ꧀ Karakter ꦱ+ꦸ+ꦩ+ꦤ+꧀+ꦠ+ꦿ+ꦶ+ꦭ+ꦶ+ꦮ+ꦠ+꧀+ꦏ+ꦽ+ꦠ+ꦼ+ꦒ+꧀ Input [s] [u] [ma] [n] [t] [r] [i] [l] [i] [wa] [t] [k] [rx] [t] [x] [g] Latin isor bréngos nyakil mrongos Aksara ꦲꦶꦱꦺꦴꦂꦧꦿꦺꦔꦺꦴꦱ꧀ꦚꦏꦶꦭ꧀ꦩꦿꦺꦴꦔꦺꦴꦱ꧀ Karakter ꦲ+ꦶ+ꦱ+ꦺ+ꦴ+ꦂ+ꦧ+ꦿ+ꦺ+ꦔ+ꦺ+ꦴ+ꦱ+꧀+ꦚ+ꦏ+ꦶ+ꦭ+꧀+ꦩ+ꦿ+ꦺ+ꦴ+ꦔ+ꦺ+ꦴ+ꦱ+꧀ Input [i] [s] [o] [r] [b] [r] [e] [ng] [o] [s] [nya] [k] [i] [l] [m] [r] [o] [ng] [o] [s] Latin waiḍūryyāmaranīla Aksara ꦮꦻꦝꦹꦂꦪꦾꦴꦩꦫꦤꦷꦭ Karakter ꦮ+ꦻ+ꦝ+ꦹ+ꦂ+ꦪ+ꦾ+ꦴ+ꦩ+ꦫ+ꦤ+ꦷ+ꦭ Input [wa] [i] [dh] [u] [u] [r] [y] [ya] [a] [ma] [ra] [n] [i] [i] [la] Latin narāryya kṛṣṇān laku Aksara ꦤꦫꦴꦂꦪꦾꦏꦽꦰ꧀ꦟꦴꦤ꧀ꦭꦏꦸ Karakter ꦤ+ꦫ+ꦴ+ꦂ+ꦪ+ꦾ+ꦏ+ꦽ+ꦰ+꧀+ꦟ+ꦲ+ꦤ+꧀+ꦭ+ꦏ+ꦸ Input [na] [ra] [a] [r] [y] [ya] [k] [rx] [Z] [Na] [a] [n] [la] [k] [u] Latin sākṣāt sěkar ning suji Aksara ꦱꦴꦏ꧀ꦰꦴꦠ꧀ꦱꦼꦏꦂꦤꦶꦁꦱꦸꦗꦶ Karakter ꦱ+ꦴ+ꦏ+꧀+ꦰ+ꦲ+ꦠ+꧀+ꦱ+ꦼ+ꦏ+ꦂ+ꦤ+ꦶ+ꦁ+ꦱ+ꦸ+ꦗ+ꦶ Input [sa] [a] [k] [Za] [a] [t] [s] [x] [ka] [r] [n] [i] [ng] [s] [u] [j] [i] Latin jalesveva jayamahe Aksara ꦗꦭꦺꦱ꧀ꦮꦺꦮꦗꦪꦩꦲꦺ Karakter ꦗ+ꦭ+ꦺ+ꦱ+꧀+ꦮ+ꦺ+ꦮ+ꦗ+ꦪ+ꦩ+ꦲ+ꦺ Input [ja] [l] [e] [s] [w] [e] [wa] [ja] [ya] [ma] [h] [e] Catatan pemakaian Daftar isi: Selamat datang! | Pintasan kibor Nulisa Aksara Jawa | Contoh input dan tes mengetik | Catatan pemakaian | Pengembangan | Riwayat Bagaimana cara menggunakan kibor ini (untuk pengguna), atau membaca kodenya (untuk pengembang) Adeg-adeg (pembuka paragraf). Ketik simbol pipa (|), untuk menghasilkan adeg-adeg. Ketik (\) untuk menghasilkan ꧊. 'Rerenggan kiwa/tengen' ꧁ dan ꧂ bisa diperoleh dengan mengetik { dan }. Nglegena. Ini adalah 20 karakter dasar AJ (suku kata konsonantal), dan 16 karakter murda dan mahaprana. Mereka dapat berdiri sendiri sebagai suku kata, dan secara baku diberi suara 'a' /ɔ/ (O-Jawa). Sandhangan (vowel). Ini adalah 4 vowel dasar ('wulu', 'suku', 'taling', 'pepet'), dan 6 vowel panjang (termasuk 'tarung', lihat vowel ganda di bawah). Mereka tidak dapat berdiri sendiri, dan harus bergabung dengan aksara nglegena. Dan demi pengkategorian, saya masukkan di sini 8 'aksara swara' (A/E/I/O/U/Ai/Ii/II), walaupun bedanya, masing-masing 'aksara swara' ini dapat berdiri sendiri (umumnya untuk kosakata asing non-Jawa), tanpa perlu 'nglegena'. Bagaimana jika Anda perlu mengetik 'sandhangan' saja? Caranya, ketik: 'qe' - 'taling' ꦺ 'qi' - 'wulu' ꦶ 'qo' - 'taling tarung' ꦺꦴ 'qu' - 'suku' ꦸ 'qx' - 'pepet' ꦼ Huruf. Ketika Anda mengetik sebuah huruf di kibor, jika itu sebuah huruf hidup (a/e/i/o/u/x), maka otomatis menghasilkan aksara 'ha' dengan 'sandhangan' yang sesuai (1 huruf Latin menjadi 2 karakter Aksara Jawa, atau untuk huruf 'o', 1 menjadi 3). Jika Anda mengetik huruf mati, maka otomatis menghasilkan 'nglegena' ditambah pangkon (1 menjadi 2, atau untuk huruf 'f','v','z', 1 menjadi 3). Aturan X-Q. Bahasa Jawa dan Aksara Jawa tidak mengenal huruf X dan Q. Jika Anda mengetik 'x', akan menghasilkan ('ha'+)'pepet'. Mengetik 'q' menghasilkan 'pangkon'. Kedua huruf ini adalah satu-satunya yang perlu diingat. Pangkon (virama). Jadi, mengapa 'nglegena' diberi pangkon ketika diketikkan? Karena jika Anda mengetik sebuah konsonan (huruf mati), maka huruf itu belum ada bunyinya. Jika konsonan di depan kata, Anda tinggal menambahkan huruf hidup, dan 'pangkon' tersebut akan otomatis digantikan dengan 'sandhangan' yang sesuai; jika konsonan ada di tengah, akan berubah menjadi 'wyanjana'; jika konsonan ada di akhir, akan berubah menjadi 'sesigeg'. Aturan 1: Pangkon + Vowel akan membuang 'pangkon' dan menambah 'sandhangan' yang sesuai. Aturan 2: Pangkon + Konsonan akan mengubah konsonan menjadi 'pasangan', diikuti oleh 'pangkon' lagi Aturan 3: Pangkon + Konsonan + Pangkon + Konsonan akan menaruh Zero-Width Joiner setelah pangkon pertama, sehingga tidak akan membentuk pasangan ganda. Sesigeg (konsonan final). Ketika Anda mengetik 'r', 'h', atau 'ng', akan menghasilkan 'sesigeg' ('layar', 'wignyan', atau 'cecak'). Jika diikuti dengan vowel 'a' atau 'wyanjana', maka akan berubah menjadi 'ra', 'ha', dan 'nga' (atau 'sandhangan' lain jika diikuti vowel selain 'a'), karena 'layar', 'wignyan', dan 'cecak' pada dasarnya adalah 'ra pangkon', 'ha pangkon', dan 'nga pangkon'. Jadi semua aturan terkait 'pangkon' + 'huruf' juga dapat diaplikasikan ke 'sesigeg'. Bagaimana jika Anda perlu mengetik 'sesigeg' saja? Caranya, ketik: 'R' - 'layar' 'H' - 'wignyan' 'Y' - 'cecak' Konsonan ganda. Ketika Anda mengetik dua/tiga konsonan ini berturut-turut, akan menghasilkan karakter yang berbeda (menggantikan karakter pertama) 'ny' - 'nya pangkon' ꦚ꧀ (menggantikan 'na pangkon' ꦤ꧀) 'ng' - 'cecak' ꦁlihat(see sesigeg) 'th' - 'tha pangkon' ꦛ꧀ (menggantikan 'ta pangkon' ꦠ꧀) 'dh' - 'dha pangkon' ꦝ꧀ (menggantikan 'da pangkon' ꦢ꧀) 'nj' - 'nya pangkon ja pangkon' ꦚ꧀ꦗ꧀ (bunyi sengau) 'nc' - 'nya pangkon ca pangkon' ꦚ꧀ꦕ꧀ (bunyi sengau) Vowel ganda. Ketika Anda mengetik dua/tiga vowel ini berturut-turut, akan menghasilkan karakter yang berbeda (menggantikan karakter pertama) 'aa' - 'tarung' ꦴ 'ai' - 'dirga mure' ꦻ 'au' - 'dirga mure + tarung' ꦻꦴ 'ii' - 'wulu melik' ꦷ 'i'/'e' + vowel lainnya - akan diselipi aksara 'ya', bukan 'ha' 'uu' - 'suku mendhut' ꦹ 'u'/'o' + vowel lainnya - akan diselipi aksara 'wa', bukan 'ha' Wyanjana (konsonan medial). Ketika Anda mengetik konsonan diikuti dengan 'r' atau 'y', akan mengasilkan 'wyanjana' ('cakra' atau 'pengkal'), diikuti dengan 'pangkon'*. Anda harus mengetikkan vowel sesudahnya, jika tidak, maka akan terbentuk kombinasi 'wyanjana'+'pangkon' yang tidak sah. Jika Anda mengetik 'konsonan'+'r'+'x', akan menghasilkan 'cakra keret' alih-alih 'cakra + pepet'. Bagaimana jika Anda perlu mengetik 'wyanjana' saja? Caranya, ketik: '&' (SHIFT+7) atau (ALT+7) - 'cakra keret' '(' (SHIFT+8) atau (ALT+8) - 'pengkal' ')' (SHIFT+9) atau (ALT+9) - 'cakra' *Saya tahu bahwa 'wyanjana' + 'pangkon' terlihat sangat aneh, tapi saya memutuskan demikian supaya kodenya tidak semrawut dan mudah dibaca. Dengan diakhiri 'pangkon', maka semua aturan untuk 'pangkon' juga berlaku untuk 'wyanjana'. Hal ini cukup masuk akal, karena jika Anda mengetik 'br' misalnya, maka belum ada bunyinya, sementara AJ adalah sistem penulisan fonetis. Hanya dengan menambahkan vowel setelahnya, maka pangkon akan hilang ('a') atau diganti 'sandhangan' ('e','i','o','u','x') Rekan. Aksara rékan adalah aksara tambahan untuk bunyi yang tidak ada di dalam bahasa Jawa, saat ini terbatas untuk 'f/v/z', namun tidak tertutup kemungkinan untuk ke depan digunakan untuk bunyi lainnya. Beberapa sumber menyamakan bunyi 'f' dan 'v' sebagai 'pa + cecak telu', sementara sumber lain membedakan 'v' dengan 'wa + cecak telu'. Saya memilih pendapat yang kedua, dengan alasan 'f' dijumpai di bahasa Arab (transliterasi) dan Eropa, sementara 'v' hanya dijumpai di bahasa Eropa. Ketika Anda mengetik 'f/v/z' juga akan berakhiran 'pangkon'. Berikut ini aksara rekan lainnya dengan 'cecak telu': ꦒ꦳ GA + CECAK TELU = غ (γa). ꦗ꦳ JA + CECAK TELU = ز (za). ꦢ꦳ DA + CECAK TELU = ذ (dza). ꦦ꦳ PA MURDA + CECAK TELU = ف (Fa). (diketik dengan F kapital, untuk membedakan dengan "fa" ꦥ꦳) ꦔ꦳ NGA + CECAK TELU = ع ('a). ꦱ꦳ SA + CECAK TELU = ش (ša). ꦲ꦳ HA + CECAK TELU = ح (ḥa). ꦏ꦳ KA + CECAK TELU = خ (ḫāʾ / khāʾ / xe) ꦐ KA SASAK = ق (qaf) ꦠ꦳ TA + CECAK TELU = ت ص? (ts), mis: ꦩꦸꦏ꧀​ꦠ꦳ꦶꦂ Muktsir [mu?tsir] Untuk huruf-huruf rekan ini, tidak ada jalan pintas, Anda harus mengetik dengan cara susah. Contoh, untuk mengetik 'dza', ketik 'da'+'~' (tilde), 'dzi' = 'da'+'~'+'q'+' i'. Untuk aksara 'rekan' Tionghoa, saya tidak menemukan sumber tepercaya mengenai sejarah, daftar, dan penggunaannya (pengucapannya), hanya dari Wikipedia, dan sejauh yang saya baca, mereka arkais, bukan pinyin/mandarin resmi, dan tidak cocok untuk penggunaan di era modern. Oleh karena itu, saya tidak mencantumkannya di sini. Untuk aksara rékan (rekaan) yang lain (aksara + cecak telu) yang tidak dicantumkan di sini, silakan diketik terpisah: nglegena + cecak telu. Murda dan Mahaprana. Saya menyimpannya di huruf Latin kapital (huruf besar), namun tidak berarti mereka adalah huruf kapital dalam AJ, hanya untuk kemudahan mengingat saja. Jumlahnya hanya 10 Murda/Mahaprana satu-huruf ('KGCJTDNPBS') dan 3 multi-huruf: 'Th' - 'tta mahaprana pangkon' ꦜ꧀ (menggantikan 'Ta pangkon' ꦡ꧀) 'Dh' - 'dda mahaprana pangkon' ꦞ꧀ (menggantikan 'Da pangkon' ꦣ꧀) 'jny' - 'nya murda pangkon' ꦘ꧀ Kesepuluh Murda/Mahaprana satu-huruf selain ditulis dengan huruf besar, juga dapat ditulis dengan 'nglegena'+'h'. Jadi 'kh' = "K", 'gh' = 'G', etc. kecuali 'dh' and 'th'. 8 aksara yang membingungkan ꦛ (1) ꦜ (2) ꦝ (3) ꦞ (4) ꦠ (5) ꦡ (6) ꦢ (7) ꦣ (8): Tabel ini saya buat untuk mengatasi kebingungan antara gugus konsonan yang digunakan oleh Unicode/Indic, bahasa Jawa Latin, dan konvensi yang saya pakai untuk membedakan huruf Latin kecil dan besar. Catatan: Merah berarti konvensi ini tidak diikuti di bahasa Jawa maupun transliterasi saya. Saya berusaha menciptakan kompromi antara beberapa standar yang ada. Kesimpulan: Untuk Pengetikan dengan Mode Murda off, setidaknya ada 4 karakter yang tidak dapat diketik dengan kibor biasa (ditambah Sa Mahaprana, Ka Sasak, dan Ra Agung). Hubungi saya jika Anda punya ide bagaimana cara mengetik keempat karakter ini, sesuai skema saya. Nama Jawa Karakter Pengetikan Mode Murda on Pengetikan Mode Murda off Nama Unicode Nama Indic tha ꦛ (1) tha/ṭa/Ṭa tha/ṭa/Ṭa/Tha TTA ṭa (ṭa) Tha Mahaprana ꦜ (2) Tha/ṭha/Ṭha ṭha/Ṭha TTA MAHAPRANA ṭha (ṭha) dha ꦝ (3) dha/ḍa/Ḍa dha/ḍa/Ḍa/Dha DDA ḍa (ḍa) Dha Mahaprana ꦞ (4) Dha/ḍha/Ḍha ḍha/Ḍha DDA MAHAPRANA ḍha (ḍha) ta ꦠ (5) ta ta/Ta TA ta Ta Murda ꦡ (6) Ta - TA MURDA tha da ꦢ (7) da da/Da DA da Da Mahaprana ꦣ (8) Da - DA MAHAPRANA dha Karakter Jawa Kombinasi konsonan Pengetikan Mode Murda on menghasilkan Pengetikan Mode Murda off menghasilkan Karakter Unicode Karakter Indic 1 th 1 1 6 3 dh 3 3 8 5 t 5 5 5 5 7 d 7 7 7 7 2 Th 2 1 Pembedaan kapitalisasi hanya dilakukan di transliterasi saya. Unicode dan Indic tidak membedakan huruf kecil/besar 4 Dh 4 3 6 T 6 5 8 D 8 7 ṭ 1 1 1 ṭh 2 2 2 ḍ 3 3 3 ḍh 4 4 4 10 huruf konsonan Latin kapital lainnya (QZHRY) dan (FVMLW) digunakan untuk karakter-karakter khusus: Q untuk 'Ka Sasak', Z untuk 'Sa Mahaprana' (membedakan dengan S, 'Sa Murda'), dan H, R, Y untuk 'wyanjana'. Ketika Anda mengetik sebuah 'murda', maka juga akan disertai 'pangkon'. (FVMLW) saat ini tidak terpakai. Sementara 10 huruf vowel Latin kapital dan X (AEIOUX) digunakan untuk 'aksara swara' (lihat sandhangan di atas). Beberapa 'aksara swara' khusus (vowel panjang): 'Aa' - 'A tarung' ꦄꦴ (A panjang) 'Ai' - 'Ai' ꦍ 'Ii' - 'Ii' ꦇ (I panjang) 'II' - 'I Kawi' ꦅ 'Uu' - 'U tarung' ꦈꦴ (U panjang) 'Oo' - 'O tarung' / 'Au' ꦎꦴ (O panjang) Huruf spesial. 'Aksara ganten' 'rx' - 'pa cerek' ꦉ (menggantikan 'ra pepet' ꦫꦼ) 'lx' - 'nga lelet' ꦊ (menggantikan 'la pepet' ꦭꦼ 'RR' - 'ra agung + pangkon' ꦬ꧀ Angka. Untuk angka dalam AJ, tinggal diketik biasa. Perbedaannya hanyalah dalam AJ, angka selalu diapit oleh 'pada pangkat' ꧇ (mirip titik dua) dengan mengetik ':'. Aturan: non-angka diikuti angka, otomatis dipisahkan dengan 'pada pangkat' angka diikuti non-angka, juga otomatis dipisahkan dengan 'pada pangkat' angka di awal baris, otomatis dimulai dengan 'pada pangkat' angka di akhir baris, diikuti dengan titik ('pada lungsi') angka sebelum koma/titik, otomatis diberi 'pada pangkat' sebelum 'pada lungsi', kecuali jika di akhir tidak ada karakter lagi, maka 'pada pangkat' perlu ditambahkan secara manual dengan mengetik ':'. Karakter spesial. Lihat pula tabel pemetaan tata letak di atas. Posisi karakter spesial mungkin dapat berubah di masa depan. Saya mencoba meletakkannya di posisi seintuitif mungkin: ꧅꧉ꦧ꧀ꦖ꧉꧅atau ꧅ꦧ꧀ꦖ꧅atau ꧅ꦧ꧀ꦕ꧅'purwapada' - untuk memulai puisi/lagu. Dapat diketikkan: '/.bcha./' atau '/bcha/' atau '/bCa/' atau '/bca/' ꧅꧉ꦟ꧀ꦢꦿ꧉꧅atau ꧅ꦟ꧀ꦢꦿ꧅'madyapada' - untuk menandai gatra baru pada lagu. Dapat diketikkan: '/.Ndra./' atau '/Ndra/' ꧅꧉ꦆ꧉꧅atau ꧅ꦆ꧅'wasanapada' - untuk mengakhiri puisi/lagu. Dapat diketikkan: '/.I./' atau '/I/' Kombinasi tidak sah. Saya sudah berusaha mengurangi kemungkinan kombinasi tidak sah seminimal mungkin. Kombinasi 'pangkon', 'sesigeg', 'wyanjana', 'panyangga' dan mereka sendiri adalah tidak sah (mis. q+q) Kombinasi 'number' dan 'pada pangkat', dengan 'pangkon', 'sesigeg', 'wyanjana', 'panyangga' adalah tidak sah. (tapi sebaliknya dibolehkan) Kombinasi 'pada pangkat' dan 'pada pangkat' adalah tidak sah.